Nusantara-Online.id,-Dua penyerang meledakkan diri di luar katedral Katolik Roma yang penuh sesak selama Misa Minggu Palem di pulau Sulawesi, Indonesia, melukai sedikitnya 20 orang, kata polisi.

Sebuah video yang diperoleh The Associated Press memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang berserakan di dekat sepeda motor yang terbakar di gerbang Katedral Hati Kudus Yesus di Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan.

Dikutip nusantara-Online.id,dari apnew.com,Minggu (28/3/2021).Pendeta Wilhelmus Tulak, seorang pendeta di gereja tersebut, mengatakan bahwa dia baru saja selesai merayakan Misa Minggu Palem ketika ledakan keras mengejutkan jamaahnya. Dia mengatakan ledakan itu terjadi sekitar pukul 10.30 ketika gelombang pertama pengunjung gereja berjalan keluar dari gereja dan kelompok lain masuk.

Dia mengatakan petugas keamanan di gereja mencurigai dua pria dengan sepeda motor yang ingin memasuki gedung dan ketika mereka pergi untuk menghadapi mereka, salah satu pria meledakkan bahan peledaknya.

Polisi kemudian mengatakan kedua penyerang tewas seketika dan bukti yang dikumpulkan di tempat kejadian menunjukkan salah satu dari keduanya adalah seorang wanita. Yang terluka termasuk empat penjaga dan beberapa pengunjung gereja, kata polisi.

Serangan seminggu sebelum Paskah di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia itu terjadi ketika negara itu dalam keadaan siaga tinggi setelah penangkapan pemimpin kelompok militan Asia Tenggara, Jemaah Islamiyah, yang telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh banyak negara pada bulan Desember.

Indonesia telah memerangi militan sejak pemboman di pulau resor Bali pada tahun 2002 menewaskan 202 orang, kebanyakan turis asing. Serangan yang ditujukan pada orang asing telah digantikan dalam beberapa tahun terakhir oleh serangan yang lebih kecil dan tidak terlalu mematikan yang menargetkan pemerintah, polisi dan pasukan anti-terorisme serta orang-orang yang dianggap militan sebagai kafir.

Presiden Joko Widodo mengutuk serangan hari Minggu itu dan mengatakan itu tidak ada hubungannya dengan agama apa pun karena semua agama tidak akan mentolerir segala jenis terorisme.

“Saya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang saat beribadah karena negara menjamin Anda bisa beribadah tanpa rasa takut,” kata Widodo dalam pidato yang disiarkan televisi.

Dia berdoa kepada mereka yang terluka dan mengatakan bahwa pemerintah akan menanggung semua biaya perawatan medis. Dia mengatakan dia telah memerintahkan kepala polisi nasional untuk menyelidiki serangan itu dan menindak jaringan militan yang mungkin terlibat.

Di akhir Misa Minggu Palem di Basilika Santo Petrus yang membuka upacara Pekan Suci di Vatikan, Paus Fransiskus mengundang doa bagi para korban kekerasan. Dia mengutip secara khusus “serangan yang terjadi pagi ini di Indonesia, di depan Katedral Makassar.”

Sedikitnya 20 orang terluka dalam serangan itu dan telah dirawat di rumah sakit untuk perawatan, kata Mohammad Mahfud, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.

“Pelaku atau kelompok teroris di balik penyerangan ini akan terus dikejar,” kata Mahfud.

Juru bicara Kepolisian Indonesia Argo Yuwono mengatakan polisi masih berusaha mengidentifikasi dua penyerang dengan sepeda motor itu dan apakah mereka terkait dengan afiliasi lokal dari jaringan Jemaah Islamiyah yang dilarang atau bertindak secara independen.

Pasukan Indonesia pada bulan Desember menangkap pemimpin kelompok Aris Sumarsono, yang juga dikenal sebagai Zulkarnaen. Selama sebulan terakhir pasukan kontraterorisme negara telah menangkap sekitar 64 tersangka, termasuk 19 di Makassar, menyusul informasi tentang kemungkinan serangan terhadap polisi dan tempat ibadah.

Sementara Jemaah Islamiyah telah dilemahkan selama dekade terakhir oleh tindakan keras yang berkelanjutan, dalam beberapa tahun terakhir muncul ancaman baru pada militan yang berjuang dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah dan kembali ke Indonesia atau mereka yang terinspirasi oleh serangan kelompok tersebut di luar negeri.

Serangan besar terakhir di Indonesia terjadi pada Mei 2018, ketika dua keluarga melakukan serangkaian pemboman bunuh diri di gereja-gereja di kota terbesar kedua di Surabaya, menewaskan belasan orang termasuk dua gadis muda yang orang tuanya melibatkan mereka dalam salah satu serangan. Polisi mengatakan, ayahnya adalah pemimpin afiliasi lokal kelompok Negara Islam yang dikenal sebagai Jemaah Anshorut Daulah.(Ms)