GARUT KOTA,— Bupati Garut, Rudy Gunawan, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) bersama dengan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jawa Barat terkait Penaganan Covid-19 di Jawa Barat yang diselenggarakan secara virtual dan dihadiri oleh unsur pimpinan daerah di 27 kota kabupaten se Jawa Barat.
Rudi Gunawan menuturkan, saat ini Garut masuk 3 besar sebagai daerah dengan kasus aktif paling tinggi di Jawa Barat, lantaran banyak kasus terjadi di perkampungan.
“Sekarang itu justru terjadi di kampung-kampung. Di selatan saja sekarang ini diperkirakan ada 400 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Tentu membawa dampak besar, sehingga Garut masuk 3 besar sebagai daerah yang kasus aktifnya paling tinggi,” bebernya kepada media usai acara di depan Gedung Command Center Garut, Selasa (15/06).
Ia mengatakan bahwa terjadinya pelonjakan kasus di Garut, dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat dalam penerapan prokes. Ini dapat dilihat dari banyaknya acara pernikahan yang tidak terkendali. “Kasus aktif terbesar ada di daerah selatan, masuk klaster kampung karena semenjak ada hajatan, kasus meningkat,” imbuhnya lagi.
Diakui Bupati, sebelumnya Pilkades di wilayah selatan sempat dikhawatirkan berdampak terhadap penyebaran covid-19, namun tidak ada kasus terkonfirmasi dalam kegiatan itu.
“Alhamdulillah dampak dari Pilkades tidak ada, setelag kita tunggu dua minggu dampak dari Pilkades tidak ada , justru yang ada dari dampak hajatan. saya mendapatkan konfirmasi di sana ada hajatan sedikit-sedikit dan tidak terkendali,” ucapnya.
Selain itu, sambung Rudy, keterlambatan masyarakat dalam melaporkan gejala-gejala terkait Covid-19 menjadi salah satu penyebab banyaknya orang yang meninggal dunia di Kabupaten Garut. “Jadi kesulitan kita karena masyarakat enggan melapor jika mengalami gejala ringan Jika sudah keadaan panas dingin baru ke Puskesmas, itu sudah dalam kondisi fase 2, jadi banyak yang meninggal di Garut karena mereka itu tidak pernah melapor,” tukasnya menambahkan.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa tidak akan melakukan refocusing dana untuk penanganan Covid. Pemkab Garut masih memiliki dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang masih berkisar di angka 10 sampai 12 milyar.
“Enggak kami tidak refocusing kembali, tapi kami siapkan sekarang ini dari BTT, cadangannya kami ada sampai sebelum perubahan itu, perubahan kan 2 bulan lagi, kira kira di angka 10 sampai 12 milyar,” ungkapnya.
Maka dari itu, Ia menilai bahwa anggaran untuk penanganan Covid-19 di Kaputen Garut masih sangat aman.
“Anggaran kita masih sangat aman, kami yakin tidak ada kekurangan apapun, kita lakukan langkah efisien dan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. , obat-obatan senilai 2,5 milyar kita distribusikan ke puskesmas-puskesmas.” ujarnya mengakhiri.(rls)