Nusantara-online.id,-Lampung Selatan,Ketua kelompok kerja kepala sekolah (K3S),Wilayah Kecamatan Sidomulyo,Kabupaten Lampung Selatan,tidak memberikan sanksi kepada oknum guru dan kepala sekolah SDN 01 Sidodadi terkait dugaan pemotongan dana (PIP).
Seharusnya, siswa menerima Rp.450 karena dipotong Rp.30.000 ribu jadi mendapat Rp.420.000 ribu.
Ketua kelompok kerja kepala sekolah (K3S), Siswanto Pihaknya mengatakan,Klo benar ada pemotongan ya jelas tidak dibenarkan. dari dinas wanti2 untuk tidak ada pemotongan dgn dalih apapun. Dan saya teruskan ke temen2 kepala sekolah (KS).”ucap Siswanto Saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsaap,17 Januari 2022.
Ditempat terpisah,Salah seorang wali siswa mengatakan, meski anaknya sudah duduk dibangku SMP masih menerima bantuan PIP dari sdn 01 Sidodadi.benar dipotong Rp.25.000 ribu oleh Ibu Lia (Azlia),pemotongan bukan dari Bank BRI Sidomulyo,setelah cair di potong langsung disekolah.”ucap Seorang Wali Siswa yang namanya enggan dipublikasikan.
“Ya,Memang Tahun sebelumnya juga memang dipotong,”Jelasnya.
Berbeda dengan Wali Siswa lainnya,mengatakan pemotongan PIP di SDN 01 Sidodadi sudah Sering dilakukan pihak sekolah namun,Wali siswa mengaku takut di intimidasi oleh pihak sekolah.setelah mereka melakukan pemotongan mereka meminta tidak untuk menceritakan kepada orang lain.
“Jangan cerita kesiapa siapa,kalau cerita ingat:nanti kedepannya gak dapet lagi ucap mereka,”kata Wali Siswa yang namanya minta dirahasiakan.
Diwartakan sebelumnya,Dugaan Praktek pemotongan dana bantuan siswa miskin (BSM/PIP/),di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel),masih saja terjadi.
Dengan dalih pemotongan dana bantuan tersebut sebagai uang bensin,dan uang ini itu.
Salah satunya,pemotongan dana Bantuan siswa miskin terjadi di SD Negeri 01 Sidodadi,Kecamatan Sidomulyo,Lampung selatan.”Kata Salah Seorang Wali Siswa yang minta namanya enggan dipublikasikan.
“Ada bukti videonya pemotongan yang dilakukan pihak sekolah,”ungkap dia.
Lanjutnya,Sementara bantuan yang dipotong sekira ada 120 0rang siswa,pemotongan bervariasi sekira Rp.25 ribu sampai dengan Rp.30 ribu rupiah persiswa.pemotongan tidak ada sosialisasi sebelumnya,”ucap dia singkat.
Sementara,Azlia Salah satu guru honor yang kuat diduga terlibat dalam permasalahan ini saat ditemui di SDN 01 Sidodadi yang bersangkutan tidak masuk mengajar dikarenakan sedang ada urusan keluarganya ada yang sakit.
“Ibu Azlia tidak masuk karena ada urusan keluarganya yang sakit,”ucap Yaya kepala sekolah SDN 01 Sidodadi Saat dikonfirmasi diruangan kerjanya,Pada Kamis (13/1/2022).
Menurut Yaya dirinya tidak pernah memerintahkan salah seorang gurunya untuk melakukan pemotongan dana Bantuan siswa miskin (BSM/PIP),karena dana tersebut diperuntukan untuk siswa miskin.
“Ada sebanyak 120 orang siswa yang menerima BSM Atau PIP,itu pun pencairannya tidak serentak.dan terkait pemotongan tersebut mungkin hanya untuk penganti uang bensin.karena situasi pengambilan dana PIP di BANK tidak boleh berkerumun.
Kami pihak sekolah sudah kumpulkan orang tua siswa sebelumnya terkait persoalan ini,saya tanya satu persatu tidak ada yang mengaku siapa yang keberatan.
Disinggung terkait buku Kartu KIP siswa atas perintah siapa,siapa yang mengumpulkan terkait pengambilan dana bantuan siswa miskin tersebut.kurang tau saya enggak paham saya,coba konfirmasi langsung Ibu Azlia,”kelit kepsek.
Saat dikonfirmasi Siswanto K3S terkait dugaan pemotongan tersebut diwilayahnya meski aktif ponselnya tidak mengindahkan panggilan wartawan.(Hen/Par/Red)