Nusantara-online.id,-Dugaan perundungan di dalam pondok pesantren kembali terjadi, kali ini seorang santri berinisial AM yang tengah menempuh pendidikan tahfidz Qur’an di Pondok Darul Fallah,di Desa Pamanggilan Natar, Lampung Selatan diduga mengalami perundungan oleh rekan sesama santri lainya.

Akibat kejadian itu, AM mengalami lebam pada bagian dada, selanjutnya AM mengadukan penganiayaan yang dialaminya kepada kedua orang tuanya.

“Kejadianya Sabtu (10/09/2022) pagi. Pukul 06:30 Wib. didalam Pondok Pesantren,” kata Siti Madya Lestari, orang tua AM, Kamis, (15/09/2022).

Siti mengungkapkan, saat itu, AM sedang tidur-tiduran didalam pondok, lalu diganggu oleh AN dan AR.Saat AR memegangi kedua tangan AM sekuat tenaga, disitulah AM meronta karena membela diri. kemudian AN menghajar AM pada bagian dada.

“Kedua tangannya AM dipegang gitu sampai tak bisa lepas kemudian AN menerjang dada AM hingga lebam, sampai saat ini anak saya mengaku tulang dada punggung kanan kirinya masih terasa nyeri meski sudah diurut,” kata Siti.

Siti mengaku tak terima melihat anaknya diperlakukan seperti itu, kemudian ia meminta suaminya menemui pengasuh pondok, Namun tidak mendapat respon dari pihak pondok.

Siti mengaku, hingga saat ini keluarganya masih menunggu adanya itikad baik dari keluarga pengeroyok. Ia menegaskan jika tidak akan meneruskan persoalan ini ke pihak Kepolisian.

“Kalau tidak ada permintaan maaf dan tidak ada itikad baik dari keluarga dan pengurus pondok, kita akan laporkan masalah ini ke Polisi,” imbuh Siti.

Menurut Siti, kejadian perundungan anaknya bukan kali pertama terjadi, sebelumnya AM juga pernah dianiaya, “Sekarang diulangi lagi,” katanya.

Saat dihubungi,pengurus pondok pesantren Darul Fallah Ust Khidir saat dihubungi mengaku bahwa anak didiknya,Guyon Becanda.dirinya menepis tak ada penganiayaan diponpes.

“orang tua mereka ini orang gak punya,lagian sedang keluar 40 hari sedang belajar Agama,”ucap Ust Khidir seraya terkesan buang badan.

menanggapi peryataan Ust Khidir,Maulia Astri Kakak Siti Madya Lestari menilai bahwa pondok pesantren tersebut artinya bukan tempat menimba ilmu Namun tempat guyon,dimana letak pengawasan Dan pertanggung jawabannya pihak pondok Darul Fallah sebagai Ustad dan kinerjanya dipertanyakan.

“Disitu itu kan tempat menimba ilmu,bukan tempat guyon,guyon kok anak keponakan saya sampai lebam,jadi kalau bicara tolong dipikir,”tuturnya.

Keluarga aku kan bukan mau minta duit,tapi pertangung jawabannya seperti apa?agar kejadian itu tidak terulang,sudah ada kejadian contohnya ditangerang santri Dianiaaya Sampai tewas.Karena lemahnya pengawasan pihak pesantren.”ucapnya lagi.

“Jadi saya ingatkankan,jangan terkesan meremehkan masalah,awalnya guyon kemudian sampai terjadi adannya kekerqsan harusnya dia (Ust Khidir) menghubungi keluarganya,dikomunikasikan,panggil duduk bareng kemudian solusinya seperti apa?itukan pondok tempat menimba ilmu bukan tempat guyon,”timpalnya.(Hen/Tim)