Bandar Lampung,Nusantara-online.id,-Sang Jurnalis,Merwan,.S.H.mempunyai segudang cerita saat ditugaskan di Wilayah Jawa Barat.

Merwan,.S.H.ditugaskan dipulau Jawa sejak Tahun 2021,banyak cerita dan pengalamannya selama dirinya bertugas.

Dengan berbekal ilmu pengetahuan dan paham Undang-undang Pers No.40 Tahun 1999.sejak lulus sekolah dirinya menjadi dewasa dan mengantungkan dirinya didalam dunia wartawan.”Tutur Merwan,.S.H.Bercerita kepada Redaksi Nusantara-online.id,Pada Sabtu (17/09/2022).

“Menjadi seorang jurnalis itu dituntut bertanggung jawab dalam penyajian berita,baik foto dan tulisan,dan karya-karya hasil jurnalisnya,”jelasnya.

Selama Merwan bertugas dijawa barat,dirinya di sambut hangat oleh jajaran Polri dan TNI.Advokad.Kepala Pengadilan,Kejaksaan,Guru,LSM,Ormas,ASN,Masyarakat dan Organisasi Pers lainnya.

Tantangan menulis dijawa barat,kata dia berbeda dengan didaerah lain,banyak interfensi dan mereka mengunakan sistem hukum rimba.Back Up mem Back Up.dan banyaknya preman preman bayaran,namun tak menjadi soal selama Tuhan bersama kita.berani karena benar,”ucap Merwan.

Maka nya saya berterimakasih kepada dunia jurnalis,pengalaman wartawan begitu berharga dan banyak suka dukanya.

“Jadi Wartawan itukan bukan semata-mata hanya menggantungkan ID Card,Tapi harus bisa menulis baik di Bidang Seni,Politik,Ekonomi,Pariwisata,Pendidikan,Hukum dan Olah Raga.”imbuhnya.

Selama bertugas,Lanjut Merwan dirinya terkadang sering sharing sama Tubagus Bhayangkara,bang Daus Cobra dan juga dengan rekan-rekan dari pokja polres kabupaten subang.apalagi,saat itu kabupaten subang ditengah ganasnya Covid 19.

“Saya juga Terkadang tukar pikiran dengan rekan-rekan Pers disana,demi kemajuan pembangunan daerah jawa barat.selama bertugas kita dan kawan kawan selalu dibenturkan dengan oknum-oknum penguasa gelap.

Menurut Merwan,Banyak cerita disana,seperti kasus sijahat Tuan pencaplok tanah,ada juga kasus calon Anggota DPRD tak berdosa dipenjara.kasus Bullying dan lain-lain.

Saya berterima kasih kepada dunia jurnalis yang membesarkan saya dan sudah menjadikan saya menjadi Wartawan.

Banyak cerita dan suka duka saya selama bertugas dijawa barat,panas terik,hujan tak menjadi soal,pernah ada pengalaman menariknya saat itu Kapolres ada giat bagi-bagi masker.Sampai Saya gerimis hujan kehujanan.sepulang dari liputan masih harus membuat berita,demi uber tayang berita.

Terkadang saya juga dikasih rilis berita giat Polres subang sebagai mitra kita dari mulai bagi-bagi masker,giat pembagian sembako bagi warga kurang mampu disana yang terkena dampak Covid 19.

Banyak suka dukanya jadi wartawan,Saya berterima kasih bisa bekerja dengan tulus iklas tanpa pamrih dan tidak mengharapkan imbalan,Selama saya bertugas diwilayah jawa barat.

Jurnalis itukan Profesi,kerja-kerjanya mencari berita dilapangan,turun kelapangan,bukan menakut-nakuti.makanya kita dituntut profesional,menjadi Wartawan harus paham Kode Etik Jurnalis (KEJ).

Saya jadi teringat Kalimat Sayyid”Satu Peluru Hanya Mampu Menembus Satu Kepala”Tapi Satu Tulisan Bisa Menembus Ribuan dan Bahkan Jutaan Kepala”Begitu besarnya dampak tulisan pena.

“Jadi Wartawan enggak mudah,dituntut bisa menulis secara profesional dan harus mempunyai ide kreatif.setiap hari saya turun kelapangan,mengambil Foto dan Wawancara.dan itu kita jadikan sebagai karya-karya jurnalis.

Menurutnya,menjadi Jurnalis itu tidak gampang,pengalaman saya jadi Jurnalis menyampaikan Informasi yang Valid sesuai Fakta-fakta Dilapangan.

“Saya disana,menyuarakan kebenaran Informasi bergelut menyuarakan kebebasan Pers,banyak suka dukanya jadi jurnalis,harus melayani masyarakat,menampung keluhan masyarakat yang tak memiliki link ketingkat atas,membantu warga kurang mampu yang di zolimi,belum lagi dibenturkan dengan preman-preman disana,namun ini tidak menyurutkan semangat saya menjadi seorang Jurnalis.kiranya Tuhan Selalu bersama saya,Amin.(MN)