Lampung Selatan,-Harga komoditi bantuan pangan non tunai (BPNT) di sejumlah Desa di Kecamatan Merbau Mataram, Lampung Selatan, ditemukan tak wajar. Bahan pangan di sejumlah e warung ini, ternyata lebih mahal dibandingkan harga di pasar tradisional. Hal itu terlihat nyaris pada seluruh komoditi, baik ayam, telur, beras maupun kacang hijau.
Pada penyaluran bansos pangan di Merbau Mataram terindikasi rincian harga per komiditi tertera selisih harga cukup signifikan.
“Biasanya kami dapat beras 10 kg beras non premium, 1 kg telur ayam, 1 kg daging ayam prozen, 1/2 kg jeruk, 1/4 kg kacang hijau, 1 kg sayuran (1/2 kg labu siam, 1/4 kg wortel dan 1/4 kg kentang,” ujar Salah Satu Sumber Keluarga penerima manfaat (KPM),yang namanya enggan dipublikasikan.
Sementara itu, pantauan harga di pasar Panjang, seperti, 10 kg beras non premium Rp 86.000, 1 kg telur ayam Rp. 26.500, 1 kg daging ayam prozen Rp. 27.000, 1/2 kg jeruk kecil Rp. 8000, 1/4 kg kacang hijau Rp 7500, 1 kg sayuran (1/2 kg labu siam Rp. 4000, 1/4 kg wortel Rp. 3000 dan 1/4 kg kentang Rp. 3000). Dengan total hanya Rp 165 ribu, sehingga terdapat selisih sebanyak Rp 35 ribu dari semestinya Rp 200 ribu.
Penuturan HY, KPM lain di Desa Karang Jaya menyebut untuk buah kerap berganti tiap bulan. Namun ia mengklaim barang yang di terima dinilai jauh dari harga pasar.
“Sudah lama Pak, udah dua tahun ini terima jenis sembako seperti ini dan berat timbangan juga selalu seperti ini. Hanya yang berubah jenis buahnya aja, kadang pir, kadang salak atau jeruk. tapi bulan ini dapat jeruk,” ucapnya.
“kalau kata pengurus E-warong, beras 10 kg, ayam udah beku es 1 kg, telur ayam 1 kg, buah jeruk 1/2 kg, kacang hijau 1/4 kg, sayuran 1 kg di bungkus plastik campur isinya labu siam, kentang, wortel. Ya itu uang Rp. 200 ribu dapetnya segitu Lebih mahal dari harga pasar lah pak,” imbuhnya.
Sayangnya, Dian, Supplier CV. Ansoluna, yang coba dihubungi via ponsel tidak merespon.(Fr/Hen).