Lampung Selatan,-Sabtu, 24 September 2022 lalu, sekitar pukul 02:30 WIB, Hi Komarudin (90) warga Dusun Tanjung Rame, Desa Tanjung Baru, Merbau Mataram, Lampung Selatan terjaga dari tidurnya. Seperti kebiasaanya, ia lantas melaksanakan Sholat Tahajud dan Dhuha.

Selang satu jam kemudian, ia bergegas menuju Masjid yang memang tak jauh dari tempat tinggalnya, meski saat itu Adzan Subuh belum berkumandang, pria uzur ini tegap melangkahkan kakinya.

Sesampainya di Masjid, masih belum terlihat satu orang pun jamaah, ia lantas menunaikan Sholat sunah dua rokaat, tak beranjak dari tempatnya bersujud, ia melanjutkanya dengan melantunkan ayat suci Al-Quran yang sesekali terdengar lirih dari bibirnya, sembari diselingi Shalawat dan Dzkir mengagungkan Allah SWT.

Menjelang Adzan Subuh, jemaah mulai berdatangan, hingga Sholat Subuh berjamaah usai dilaksanakan, Hi Komarudin masih tidak mendapat firasat apa-apa. Namun, entah mengapa pagi itu, tak seperti biasanya ia bergegas pulang ke rumah. Seolah ada yang menggerakkan hatinya untuk segera tiba di rumah.

Sesampainya dirumah, jantungnya berdetak kencang mendapati keadaan rumahnya yang sudah terbakar, api dan asap membumbung keluar lewat atap rumah, ia teringat cucunya yang sedang tertidur di kamar.

Segera Hi Komarudin mendobrak pintu dan membangunkan cucunya agar segera menyelamatkan diri keluar rumah.

“Waktu kebakaran, cucu saya tiga orang sedang tidur dikamar, Alhamdulillah mereka tidak apa-apa,” katanya.

Letak geografis Desa Tanjung Baru sendiri merupakan kawasan perbukitan. Posisi rumah penduduk satu dengan lainya berdekatan tersusun bertingkat mengikuti kemiringan lereng bukit.

Khawatir merambat ke rumah lainya. Sontak, warga berhamburan bergotong royong berupaya memadamkan api. Beruntung satu jam kemudian api berhasil dipadamkan, dan tak merambat kerumah lainya. Namun tak urung bangunan seluas 80 M2 milik Hi Komarudin ludes dimakan api.

Sementara, Winda Arista (33) yang merupakan cucu Hi Komarudin menuturkan, kebakaran terjadi pada Sabtu, 24 September yang lalu, sekitar pukul 05:00 WIB.

Saat itu, kata dia, kobaran api terus membesar. Dan warga kesulitan memadamkan api karena hanya mengandalkan air dari kendaraan yang memang kebetulan menjual air bersih di sekitar tempat tinggalnya.

Akibatnya, besarnya kobaran api meluluh-lantakkan seisi bangunan hingga nyaris tak bersisa.

“Saat kebakaran, warga sempat bergotong royong memadamkan api, namun besarnya api membuat sulit untuk dipadamkan,” terangnya.

Keesokan harinya, warga setempat secara sukarela dan gotong royong melakukan penanganan darurat di lokasi kebakaran. Mereka membersihkan sisa-sisa kebakaran.

“Warga bersimpati dan bergotong royong membantu membersihkan sisa-sisa kebakaran dan membantu evakuasi keluarga Hi Komarudin mengungsi TPA,” jelas Fitrah, warga setempat.

“Kami warga berharap bantuan dari pemerintah untuk membantu keluarga pak Komarudin. Memang pak Kades, TP PKK, Kadus, dan warga banyak yang datang dan memberikan bantuan,” ucapnya lagi.

Namun, tak cukup sampai disitu, warga berharap bantuan dari pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupatrn Lampung Selatan untuk membantu korban kebakaran tersebut. Juga upaya antisipasi jika terjadi kebakaran sejenis. Sebab, menurut Fitrah, lingkunganya masih jauh dari ketersediaan armada pemadam kebakaran.

Nasib Keluarga Komarudin

Komarudin dan keluarga masih meratapi nasibnya yang harus mengungsi ke TPA pasca kebakaran yang menimpa rumahnya. Meski ia mengaku ikhlas, tak urung kejadian itu memaksanya berpikir bagaimana caranya memperbaiki rumah.

Komarudin mengatakan, ia sempat mengalami sesak di bagian dada. Bahkan saat kejadian ia mengaku tidak bisa melhat lantaran merasa pusing dan pandanganya berkunang-kunang.

Beruntung anak cucunya tidak mengalami masalah serius.

“Mungkin karena sempat menghirup asap tebal dari kebakaran,” tuturnya.

“Jadi trauma sedikit kalau mau ngidupin atau matiin lampu,” ujarnya menambahkan

Ia mengaku ikhlas atas bencana yang menerpanya, namun dia berharap relokasi segera dilakukan karena sudah ingin berada di rumah, tak ingin berlama-lama di TPA, “Kami ikhlas, ini juga alhamdulillah masih selamat,” ucap Komarudin.

Namun ia juga mengaku masih bingung bagaimana untuk memperbaiki rumahnya, sebab tidak memiliki uang untuk biaya perbaikan.

“Ada uang sedikit sudah habis di pakai untuk keperluan sehari-hari. Kalau untuk ngebenerin rumah bingung uang dari mana mas,” lirihnya.

Terpisah, Kepala Desa Tanjung Baru, Helmi Yusuf mengaku pihaknya telah memberikan bantuan kepada korban kebakaran.

“Nilainya sih enggak banyak, sekedar membantu,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata Helmi, pihaknya juga telah mengajukan proposal bantuan kepada tiga Instasi, yakni BPBD, Damkar, dan Dinsos Lamsel, ia berharap akan ada bantuan nyata dari Pemda Lamsel melalui tiga Instasi itu.

“Ya kita tunggu saja, mudah-mudahan nanti Pemda Lamsel bisa membantu pak Komarudin,” sebutnya.(RA/Ibr/Hen).